via shutterstock |
Keinginan para pemuda Indonesia untuk merdeka dari penjajahan Belanda semakin kuat. Hal inilah yang kemudian mendasari lahirnya berbagai organisasi pergerakan nasional Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Perhimpunan Indonesia (PI) tahun 1908, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1926, Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927, dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) tahun 1927.
Pada dasarnya, organisasi-organisasi tersebut berpendapat bahwa persatuan Indonesia adalah senjata yang paling kuat dalam melawan penjajahan Belanda. Oleh karena itu, pandangan bersifat kedaerahan harus dihilangkan dengan menyatukan semua organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia pada masa itu.
Kongres Pemuda I
Dalam perjalanannya, rasa persatuan sebagaimana telah didengung-dengungkan oleh organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut semakin tertanam di dalam sanubari pemuda-pemuda Indonesia. Untuk itu, pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 diadakan Kongres Pemuda Indonesia yang pertama di Jakarta. Kongres itu diikuti oleh semua perkumpulan pemuda yang bersifat kedaerahan.
Dalam kongres itu, dilakukan beberapa kali pidato tentang pentingnya Indonesia bersatu. Disampaikan pula tentang upaya-upaya memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh di atas kepentingan golongan, bahasa, dan agama. Selanjutnya juga dibicarakan tentang kemungkinan bahasa dan kesusastraan Indonesia kelak di kemudian hari.
Para mahasiswa Jakarta dalam kongres tersebut juga membicarakan tentang upaya mempersatukan perkumpulan-perkumpulan pemuda menjadi satu badan gabungan (fusi). Walaupun pembicaraan mengenai fusi ini belum membuahkan hasil yang memuaskan, kongres itu telah memperkuat cita-cita Indonesia bersatu.
Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II diadakan dua tahun setelah Kongres Pemuda Indonesia pertama, tepatnya pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928. Kongres itu dihadiri oleh wakil-wakil dari perkumpulan-perkumpulan pemuda ketika itu antara lain Pemuda Sumatera, Pemuda Indonesia, Jong Bataksche Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamiten Bond, Jong Java, Jong Ambon, dan Jong Celebes. PPPI yang memimpin kongres ini sengaja mengarahkan kongres pada terjadinya fusi organisasi-organisasi pemuda.
Susunan panitia Kongres Pemuda II yang sudah terbentuk sejak bulan Juni 1928 adalah sebagai berikut:
Ketua : Sugondo Joyopuspito dari PPPI
Wakil Ketua : Joko Marsaid dari Jong Java
Sekretaris : Moh. Yamin dari Jong Sumatranen Bond
Bendahara : Amir Syarifuddin dari Jong Bataksche Bond
Pembantu II : Johan Moh. Cai dari Jong Islamiten Bond
Pembantu II : Koco Sungkono dari Pemuda Indonesia
Pembantu III : Senduk dari Jong Celebes
Pembantu IV : J. Leimena dari Jong Ambon
Pembantu V : Rohyani dari Pemuda Kaum Betawi
para peserta kongres pemuda II |
Kongres Pemuda II dilaksanakan selama dua hari, yakni 27 - 28 Oktober 1928. Persidangan yang dilaksanakan sebanyak tiga kali ini di antaranya membahas persatuan dan kebangsaan Indonesia, pendidikan, serta pergerakan kepanduan. Kongres tersebut berhasil mengambil keputusan yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isinya yaitu sebagai berikut:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Rumusan tersebut dibuat oleh sekretaris panitia yaitu Moh. Yamin, dan kemudian dibacakan secara khidmat di depan kongres oleh ketua kongres yaitu Sugondo Joyopuspito. Selanjutnya diperdengarkan pula lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di muka umum yang diciptakan dan dibawakan oleh W.R Supratman dengan gesekan biolanya.
Peristiwa bersejarah tersebut merupakan hasil kerja keras para pemuda pelajar Indonesia. Walaupun para peserta kongres berasal dari organisasi pemuda kedaerahan dengan latar belakang berbeda, mereka ikhlas melepaskan sifat kedaerahannya itu. Dengan tiga butir Sumpah Pemuda itu, setiap organisasi pemuda kedaerahan secara konsekuen meleburkan diri ke dalam satu wadah yang telah disepakati bersama, yaitu Indonesia Muda.
Sumpah Pemuda ini menjadi salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Untuk itu, pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 kemudian menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Posting Komentar