Dalam kehidupan sosial, seringkali kita menjumpai berbagai peristiwa di sekitar kita yang membutuhkan perhatian kita untuk menyikapi berbagai peristiwa tersebut. Sugesti, simpati, dan empati adalah beberapa di antara istilah-istilah yang biasa digunakan dewasa ini untuk menggambarkan beberapa sikap atas respon dari peristiwa-peristiwa tersebut. Namun tahukah anda apakah pengertian dari ketiga istilah tersebut?.
Sugesti
Sugesti adalah suatu tindakan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dan orang yang dipengaruhi tersebut mengikuti apa yang diinginkan oleh orang yang mempengaruhi dengan tanpa berpikir rasional. Sugesti juga dapat diidentifikasi sebagai kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain secara lebih dalam.
Sugesti berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau pernyataan sikap yang dianutnya dan diterima oleh orang lain. Sugesti biasanya muncul ketika si penerima sugesti tidak dapat berpikir rasional. Jadi, ia akan langsung menerima segala anjuran atau nasihat yang diberikan dan meyakini kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut:
1. Orang yang berwibawa karismatik atau memiliki pengaruh kuat terhadap penerima sugesti. Contohnya orang tua, cendekiawan, atau pemimpin agama.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari penerima sugesti, misalnya atasan di kantor.
3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas. Contohnya, dalam suatu rapat, seseorang tidak menyetujui suatu keputusan. Namun, karena anggota yang lain berpendapat sebaliknya, ia pun mengubah pendapatnya.
4. Reklame atau iklan-iklan di media massa. Contohnya, suatu produk deterjen diiklankan mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik. Iklan tersebut pun dapat memengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, melainkan juga karena beberapa faktor di dalam diri penerima sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terhambatnya daya berpikir kritis. Semakin kurang kemampuan seseorang bersikap kritis terhadap suatu kejadian, semakin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain. Contohnya, orang yang sedang marah akan mudah diprovokasi untuk berkelahi.
2. Kemampuan berpikir terpecah-belah (disosiasi). Disosiasi terjadi ketika seseorang sedang dilanda kebingungan karena menghadapi berbagai persoalan. Dalam suasana demikian, ia akan mudah menerima pandangan, saran, atau pendapat orang lain tanpa berpikir panjang.
3. Orang yang ragu-ragu dan pendapat satu arah. Orang yang ragu-ragu umumnya akan mudah tersugesti, apa lagi jika pendapat itu berasal dari satu pihak saja sehingga ia tidak dapat berkomunikasi langsung dengan pihak pemberi pendapat. Contohnya, pada kasus iklan kosmetik, sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Namun, karena kita terus-menerus melihat dan mendengar iklan tersebut setiap hari tanpa dapat bertanya tentang kebenarannya, kita pun akihrnya bisa saja membeli kosmetik itu.
Simpati
Simpati adalah suatu proses ketertarikan terhadap orang lain karena perilaku atau penampilannya. Ketika seseorang bersimpati, ia akan menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain dan berusaha untuk memahami dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.
Dalam proses ini, perasaan berperan penting walaupun alasan utamanya adalah keinginan memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contohnya, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terjadi pada hubungan teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
Empati
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, serta mengaburkan garis antara diri dan orang lain.
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengolah emosi seakan mengalami kondisi yang dirasakan oleh orang lain. Empati juga merupakan simpati mendalam yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan jiwa seseorang. Contohnya, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya yang mengidap kanker darah. Ibu tersebut sangat sedih sehingga ia pun jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria jatuh sakit karena selalu membayangkan tabrakan beruntun yang telah menewaskan anggota keluarganya.
Sumber rujukan: Sosiologi, oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati, PT. Gelora Aksara Pratama.
Posting Komentar