Mengenal Ikan (Pisces), Ciri-Ciri dan Klasifikasinya

Ikan (Pisces) adalah anggota kelompok vertebrata (hewan bertulang belakang) yang hidup di air dan pada umumnya bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin (laut) pada kedalaman bervariasi mulai dari dekat permukaan air hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air. 

bangsa ikan
via pixabay

Bagi manusia, ikan merupakan sumber makanan yang penting. Kandungan Ikan kaya akan manfaat karena merupakan sumber protein bagi tubuh. Ikan juga diketahui mengandung berbagai zat gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Selain ditangkap langsung dari habitatnya, beberapa spesies ikan juga sering dibudidayakan oleh manusia. Ikan-ikan ini dipelihara dalam kolam/tambak sebagai ikan konsumsi atau dipelihara dalam akuarium sebagai ikan hias.

Ciri-Ciri Ikan (Pisces) 

Pada umumnya, kelompok ikan memiliki ciri-ciri sebagai Berikut:
  • Semua ikan hidup di dalam air, baik tawar maupun air laut. 
  • Kulit tubuhnya bersisik dan berlendir untuk memudahkan pergerakan di dalam air. 
  • Memiliki sirip yang berfungsi untuk keseimbangan badan dan menentukan arah gerak di dalam air. 
  • Memiliki gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air di sekelilingnya. 
  • Umumnya bernapas dengan insang yang terletak di kepalanya. 
  • Merupakan kelompok hewan berdarah dingin (poikiloterm). 
  • Berkembang biak dengan bertelur. 
  • Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inch).
Klasifikasi Ikan

Ikan (Pisces) dibagi menjadi tiga kelompok kelas yaitu yaitu Agnatha (ikan tanpa rahang), Chondrichtyes (ikan bertulang rawan) dan Osteichtyes (ikan bertulang keras).

1. Kelas Agnatha (Ikan Tanpa Rahang)

Agnatha merupakan kelompok hewan penting sampai dengan periode Silur bersama dengan hewan spons, Coelenterata, Mollusca (terutama Gastropoda dan Cephalopoda), dan Echinodermata. Seiring dengan berakhirnya periode Silur, jumlah Agnatha mulai berkurang dan menghilang dari catatan fosil pada akhir periode Devon. Agnatha umumnya menyaring makanan yang berasal dari air atau lumpur melalui sistem insang. 

Ikan lamprei dan belut lendir (hagfish; Myxine limosa) merupakan contoh spesies Agnatha yang masih hidup hingga sekarang. Kedua ikan tersebut sedikit berbeda dengan leluhurnya karena bertubuh lunak, memiliki rahang yang termodifikasi menjadi alat isap, dan sepasang mata. Mereka hidup sebagai parasit yang akan melekat pada kulit ikan lain dengan cara menancapkan gigi yang terdapat pada alat isapnya kemudian mengisap darah inang.

2. Kelas Chondrichtyes (Ikan Bertulang Rawan)

Anggota kelas Chondrichtyes modern meliputi ikan hiu dan pari. Mereka memiliki rangka tubuh yang tersusun dari tulang rawan, berinsang, serta tidak memiliki gelembung renang dan paru-paru. Kelompok hewan ini merupakan vertebrata tingkat rendah yang telah memiliki tulang belakang dan rahang yang dapat digerakkan. Pada umumnya, anggota kelas ini berperan sebagai predator, tetapi beberapa di antaranya merupakan pemakan plankton. Contoh kelompok hewan ini antara lain hiu biru (Cetorhinus maximus), hiu kepala martil (Carcharinus glaucus), pari (Dasyatis sephen), dan pari listrik (Torpedo marmota).

3. Kelas Osteichtyes (Ikan Bertulang Keras)

Anggota kelas ini meliputi seluruh ikan modern yang sering kita jumpai sekarang, baik yang hidup di air tawar maupun air laut. Jumlah yang sudah diketahui sekitar 18.000 spesies. Paru-paru ikan modern telah mengalami perubahan menjadi gelembung renang. Gelembung renang adalah suatu organ pada ikan berupa kantong selaput berisi campuran gas yang juga berfungsi untuk mengatur tubuh ikan saat mengapung di dalam air. Ikan-ikan ini bernapas dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). 

Meski umumnya bernapas dengan insang, beberapa spesies ditemukan juga bernapas dengan paru-paru (Dipnoi). Ikan berparu-paru masih tersisa enam spesies. Satu spesies ditemukan di Australia dan Amerika Selatan, tiga spesies di Afrika, dan satu spesies (Eustenopteron atau ikan bersirip telinga) diketahui hidup di kedalaman pantai barat laut Afrika. Ikan berparu-paru dan bersirip telinga memiliki kemampuan adaptasi yang penting untuk hidup di darat, yaitu berupa sepasang sirip dada dan panggul yang menyerupai kaki. Sirip tersebut berfungsi untuk bergerak pada saat air mengering dengan cara merayap di atas pasir atau lumpur.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama