Bulan Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan hijriyah yang jatuh setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan. Bisa juga dikatakan, Sya'ban merupakan bulan pengantar ke gerbang Ramadhan sehingga sangat tepat jika bulan ini dijadikan sebagai momentum bagi umat Islam untuk melatih pencucian jiwa agar pada saat memasuki bulan Ramadhan kelak tidak mengalami kesulitan atau merasa berat dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Mengenai pengertian "Sya'ban", para Ulama memberikan penafsiran berbeda sesuai dengan versi masing-masing. Ada yang menafsirkan bulan ini disebut sya'ban karena muncul (sya'aba) di antara dua bulan yang mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Ada juga yang menafsirkan disebut Sya'ban karena pada zaman dahulu di bulan ini orang-orang Arab berpencar (yatasya'abuun) untuk mencari sumber air. Ada juga yang mengartikan karena orang-orang Arab dahulu berpencar (tasya'ub) di gua-gua.
Yahya bin Mu'adz memberikan penjelasan bahwa kata sya'ban terdiri dari lima huruf yaitu syiin, 'ain, ba', alif, dan nun. Masing-masing huruf ini memiliki makna sendiri dengan penjabaran sebagai berikut:
- Huruf syiin menunjukan bahwa di bulan tersebut orang-orang mukmin akan diberi syaraf (kehormatan) dan syafaat.
- Huruf 'ain merupakan pertanda mereka juga akan diberi 'izzah (keperkasaan) dan karamah (kemuliaan).
- Huruf ba' menunjukan mereka akan diberi birr (kebajikan).
- Huruf alif pertanda mereka akan diberi ulfah (kelemah-lembutan).
- Huruf nun pertanda mereka akan diberi nur (cahaya).
Sedangkan bila dihubungkan dengan makna bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan, maka ketiga-tiganya memiliki keterkaitan makna yang sangat penting, dimana pada bulan Rajab adalah saat manusia memohon ampun atas segala dosa-dosanya, bulan Sya'ban merupakan bulan rehabilitasi qalbu dari segala cacat, dan bulan Ramadhan merupakan bulan peleburan dosa. Pantaslah bila Rasulullah SAW diketahui banyak menjalankan ibadah puasa di bulan Sya'ban.
Betul, Rasulullah memang biasa menjalankan puasa di bulan Sya'ban. Bahkan kabarnya melebihi bulan-bulan lainnya selain Ramadhan. Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi SAW perihal ini, "Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain (selain Ramadhan) lebih banyak dari puasa engkau di bulan Sya'ban?". Rasul pun menjelaskan, "Bulan itu sering dilupakan orang karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan. Padahal pada bulan itu (Sya'ban) diangkat amalan-amalan (manusia dan dilaporkan) kepada Tuhan Rabbul 'Alamiin. Karena itu aku ingin agar ketika amalanku diangkat naik, aku tengah berpuasa". (HR. Ahmad dan Nasa'i).
Dalil-Dalil Tentang Keutamaan Beribadah di Bulan Sya' ban
1. Sayyidina Ali RA pernah menyampaikan sabda Rasulullah SAW agar di malam Nisfu Sya'ban kita memperbanyak ibadah dan berpuasa di siang harinya. Rasulullah bersabda:
"Jika malam nisfu sya'ban tiba, maka shalatlah di malam harinya, dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah menyampaikan pemberitahuanNya pada malam itu hingga ke langit dunia sejak matahari tenggelam. (Isi pemberitahuannya): Ketahuilah! Siapa saja yang minta, akan Aku beri permintaannya, jika ada yang meminta ampun, akan Aku ampuni, jika ada yang meminta rizki maka Aku beri dia rizki, .... Hingga terbit fajar". (HR. Ibnu Majah).
2. Aisyah RA pernah menceritakan, pada suatu malam, ia kehilangan Rasulullah SAW lalu ia mencarinya dan mendapatkan beliau di Baqi' sedang menengadahkan wajah beliau ke langit. Beliau berkata, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla turun ke langit dunia pada malam nisfu Sya' ban dan mengampuni dosa yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb" (HR. Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
3. Dalam riwayat lain Aisyah RA juga pernah menyebutkan, "Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain dalam bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliau dalam bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Abu Musa Al- Asy'ari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah pada malam Nisfu Sya'ban mengawasi seluruh makhluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik dan orang yang saling bermusuhan". (HR. Ibnu Majah).
5. Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitabnya "Lathaiful Maarif" menyebutkan bahwa puasa di bulan sya'ban lebih utama dari berpuasa di bulan-bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Kedudukan puasa sya'ban di antara yang lain itu laksana kedudukan shalat Rawatib terhadap shalat fardhu sebelum dan sesudahnya, yakni sebagai penyempurna kekurangan dalam melaksanakan shalat wajib.
Itulah sekelumit tentang keutamaan bulan sya'ban dan anjuran untuk memperbanyak amal ibadah di dalamnya. Marilah kita isi bulan Sya'ban kali ini dengan koreksi diri (muhasabah) akan berbagai kesalahan dan kekhilafan, serta memohon ampun kepada Allah karena pada bulan sya'ban segala amalan kita akan diangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT sebagaimana keterangan yang tertera pada salah satu hadits di atas.
Selain itu, seyogyanya kita juga memperbanyak amal ibadah, berpuasa sunnah, menjauhi persengketaan dan perpecahan sesama Muslim, serta banyak memohon ampun kepada Allah SWT. Biasanya pada saat malam nisfu sya'ban, banyak masjid, mushalla, dan khususnya kalangan pesantren sehabis maghrib mereka menjalankan shalat, membaca Al-Qur'an terutama surah Yasin dan juga memanjatkan doa agar diberikan kesejahteraan, diampuni segala dosanya, dijauhkan dari segala mara bahaya, dan diberikan limpahan rizki yang berkah dan melimpah. Wallahu A'lam.
(Artikel di atas dinukil dan diolah dari tulisan S. Usman dalam Majalah Asy Syifaa' Edisi 321-330)
Posting Komentar